Karya
musik nonvokal Batak Toba
Gondang
Sabangunan
Banyak istilah
yang diberikan para ahli kebudayaan ataupun istilah dari masyarakat Batak itu
sendiri terhadap gondang sabangun,yaitu Agung sebangunan,Gondang parhohas na
ualu dan sebagainya.
Dari istilah
tersebut yang paling menarik adalah “parhohas na ualu” yang mempunyai
pengertian perkakas nan delapan. Istilah imi umumnya dipakai oleh tokoh-tokoh
yua saja,dan biasanya disambung lagi dengan kalimat “simaningguak di langit
natondol ditano”(artinya berpijak diatas tanah sampai juga kelangit). Menurut
keyakinan Batak Toba dahulu,apabila gondang sabangunan tersebut dimainkan,maka
suaranya akan terdengar sampai kelangit dan semua penari mengikuti gondang itu
dan melompat-lompat seperti kesurupan diatas tanah (na tondol di tano).
Gondang
sabangunan sebagai kumpulan alat-alat musik tradisional Batak Toba,terdiri
dari:Taganing,sarune,ogling oloan,ogling ihutan, ogling panggora dan ogling
doal. Berikut fungsi masing-masing instrumen:
v
Taganing
Taganing
memiliki tanggung jawab dalam penguasaan repertoar dan memainkan melodi bersama-sama sarune. Repetoar
berfungsi sebagai pembawa melodi,tapi pada penyajian gondang taganing berfungsi
sebagai “pengabda” atau “dirigen” dengan isyarat-isyarat ritme yang harus
dipatuhi oleh seluruh anggota ensambel dan pemberi semangat kepada pemain
lainnya.
Taganing
adalah drum set melodis(drum-chime),yaitu terdiri dari lima buah gendang yang
gantungan dalan sebuah rak.Bentuknya sama dengan gondang hanya ukurannya
bermacam-macam. Yang paling besar adalah gandang paling kanan dan semakin
kekiri ukurannya semakin kecil serta nadanya juga demikian.
v
Sarune
Sarune
berfungsi sebagai alat untuk memainkan melodi lagu yang dibawakan oleh
taganing.
v
Ogung Oloan
Ogung Oloan
mempunyai fungsi sebagai instrumen ritme konstan yaitu memainkan dengan lagu
model yang tetap.
Oloan ini
terbuat dari bahan metal/perunggu dengan sistem cetak.Sekarang ini terbuat dari
bahan besi pelat yang dibentuk sedemikian rupa.Untuk membedakannya dengan suara
ogung lainnya lainnya maka tuning yang dilakukan adalah dengan menempelkan
geteh puli dibagian gong tersebut. Ukuran Oloan garis tengah lebih kurang 32,5
cm,tinggi 7 cm,dan bendulan ditengah dengan diameter lebih kurang 10 cm.
Oloan dipukul
pencunya dengan stik yang terbuat dari kayu dan pangkal ujungnya dilapisi
dengan kain atau karet.
v
Ogung Ihutan
Ihutan
berukuran dengan garis tengah 31 cm,tinggi 8 cm,diameter pencu 11 cm.Ritmenya
konstan dan litany sehingga bunyi sahut-sahutan antara dua gong disebut
polol-polol.
v
Ogung Panggora
Bunyi gong ini
adalah “pok”. Bunyi ini timbul karena gong ini pencunya dengan stik dipukul
sambil berdiri dan sisinya dimunte (diredam) oleh tangan. Gong ini adalah gong
terbesar diantara keempat gong tersebut yang mempunyai ukuran garis menengh 37
cm,tinggi(tebal) 6 cmdan diameter pencunya lebih kurang dari 13 cm.
v
Ogung Doal
Ogung Doal
dengan bunyi “kel” sehingga apabila dimainkan secara bersamaan dengan gong
panggora akan kedengaran pok - kel - pok – kel dan seterusnya dengan ritem yang
tidak berubah-ubah sampai komposisi sebuah gondang habis.
Gondang Hasapi
Ensambel gondang
hasapi adalah ensambel musik dengan menggunakan hasapi sebagai pembawa melodi
disertai alat musik sulim. Hasapi ende digunakan sebagai pembawa melodi dan
garantung sebagai pembawa tempo.
v
Garantung
Garantung
adalah jenis alat pukul yang terbuat dari wilahan kayu (xylophone) yang terbuat
dari kayu ingol dan dosi. Garantung terdiri dari 7 wilahan yang digantungkan di
atas kotak yang sekaligus sebagai resonatornya.Masing-masing wilahan mempunyai
nada yaitu, 1 (do), 2 (re), 3 (mi), 4 (fa), 5 (sol), 6 (la), 7 (si) kemudian
disambungkan ke tali.
Garantung
dimainkan dengan dua buah stik untuk tangan kiri dan kanan.Alat musik ini dapat
dimainkan secara solo (tunggal),namun dapat dimainkan dalam satu ensambel.
v
Sulim
Sulim adalah
alat musik tiup yang terbuat dari bambu seperti seruling atau suling. Sulim
memiliki 6 lubang nada dengan jarak antara satu lubang nada dengan lubang nada
lainnya dilakukan berdasarkan pengukuran-pengukuran tradisional.
Perbedaan
sulim ini dengan suling-suling yang lain adalah suara yang dihasilkan selalu
bervariasi. Hal ini dikarenakan adanya satu lubang yang dibuat khusus untuk
menghasilkan vibrasi.
v
Tagading Odap
Odap adalah
gendang dua sisi berbentuk konis.Odap juga terbuat dari bahan kayu nangka dan
kulit lembu serta tali pengencang terbuat dari rotan. Ukuran tingginya lebih
kurang 34-37 cm,diameter membran sisi satu 26 cm dan diameter membran sisi 2
lebih kurang 12-14 cm.
v
Sarune Etek
Sarune etek
merupakan alat musik aerophone.Sarune etek diunakan sebagai pembawa melodi.
v
Hasapi Ende
Hasapi ende
merupakan alat musik jenis chordophone.Hasapi ende digunakan sebagai pembawa
melodi.
v
Hesek
Hesek adalah
instrumen musik pembawa tempo utama dalam ensambel musik gondang hasapi. Hesek
merupakan alat musik perkusi konkusi. Hesek terbuat dari bahan metal,namun
ukurannya relatif jauh lebih kecil dengan diameter lebih kurang 10-15 cm.
Hesek
berfungsi sebagai menuntun instrumen
lain secara bersama-sama dimainkan. Tanpa hesek,permainan instrumen akn terasa
kurang lengkap.
Beberapa contoh gondang yang dipakai dalam upacara
adat dan lainnya :
Gondang
Mula-mula
Bentuk upcara yang termasuk gondang mula-mula antara lain:
Gondang
Alu-alu, untuk mengadukan segala keluhan kepada Tuhan Yang Maha Pencipta, biasanya
dilakukan tanpa tarian.
Gondang Samba-samba, sebagai persembahan
kepada Tuhan Yang Maha Pencipta. Semua penari berputar di tempat masing-masing
dengan kedua tangan bersikap menyembah.
Gondang Pasu-pasuan
Yang termasuk gondang pasu-pasuan:
Gondang Sampur Mareme, menggambarkan
permohonan agar dianugrahi dengan keturunan banyak.
Gondang Marorot, menggambarkan
permohonan kelahiran anak yang dapat diasuh.
Gondang Saudara, menggambarkan permohonan tegaknya keadilan
dan kemakmuran.
Gondang Sibane-bane, menggambarkan permohonan adanya
kedamaian dan kesejahteraan.
Gondang Simonang-monang, menggambarkan permohonan agar selalu
memperoleh kemenangan.
Gondang Didang-didang, menggambarkan permohonan datangnya
sukacita yang selalu didambakan.
Gondang Malim, menggambarkan kesalehan dan kemuliaan seorang
imam yang tidak mau ternoda.
Gondang Mulajadi, menggambarkan penyampaian segala permohonan
kepada Tuhan Yang Maha Pencipta sumber segala anugrah.Anugrah pasu-pasu I ma
tardok gondang sinta-sinta pangidoan hombar tu sintuhu ni na ginondangkan dohot
barita ngolu. Artinya gondang pasu-pasuan merupakan penggambaran cita-cita dan
permohonan sesuai dengan acara pokok dan kisah hidup.
Gondang Penutup
Sedangkan yang termasuk gondang penutup adalah :
Gondang Sitio-tio,menggambarkan kecerahan hidup masa depan
sebagai jawaban terhadap upacara adat yang telah dilaksanakan.
Gondang Hasatan, menggambarkan penghargaan yang pasti tentang
segala yang dipinta akan dalam waktu yang tidak lama. Gondang Hasatan I ma pas
ni roha na ingkon sabat saut sude na pinarsinta. Artinya: Gondang Hasatan ialah
suatu keyakinan yang pasti bahwa semua cita-cita akan tercapai.Lagu-lagu untuk
ini biasanya pendek-pendek saja.
Pakpak/Dairi
Etnis Pakpak
berada di Kabupaten Dairi, Kabupaten Pakpak Barat dan sebagainya bertempat
tinggal di Aceh Singkil (Boang) dan tapanuli Utara/Tengah (Kelasen). Asal etnis
Pakpak diperkirakan berasal dari India melalui Barus atau Singkil dan menurut
penelitian, tempat pertama suku Pakpak adalah Kuta Pinanggar (Kecamatan Salak)
keturunan dari si Kada dan istrinya Lona. Kemudian lahir anaknya yang bernama
si Hiang dengan turunannya 7 orang yaitu, Haji (Banua Harhar), si Raja
Pako (Sicike-cike), Pubada (Aceh Singkil), Ranggarjodi (Buku Tinambunan),
Mbello (Salalan Rumerah), Sanggir (Kelasen/Taput), dan Bata (tidak diketahui
kemana perginya)
Pada
masyarakat Pakpak dairi juga terdapat ansambel musik yang dikenal dengan Genderang
sisibah.
Genderang Sisibah
terdiri dari:
· Sembilan Gendang (salah satu sisinya diletakkan
dalam satu rak yang dipukul menggunakan stik). Gendang ini dipakai untuk
mengiringi upacara adat yang ada di Pakpak Dairi.
·
Melus Bulung Bulu
·
Melus Bulung Sempula
·
Melus Bulung Simburnaik
·
Kalondang (xylophone)
· Lobat (aerophone), lobat biasa ditiup oleh
seorang yang menyadp getah kemenyan serta bernyanyi tentang keluh kesah
hidupnya, nyanyian disebut Odhong-odhong. Odhong-odhong dinyanyikan diatas
pohon, atau nyanyian rimba.
· Sedam, bisanya dipakai seseorang utuk melepaskan
lelah ketika menggembalakan ternak di pagang rumput.
·
Kecapi
·
Gong
Disamping alat
musik tersebut ada juga ansambel Genderand si Pitu yang terdiri dari:
· Tujuh
Gendang, diletakkan pada satu rak
· Kalondang, biasanya dimainkan dengan melodi yang
sama dengan vokal dengan pukulan Gendang yang variatif.
Sejauh ini
tradisi musuk Pakpak Dairi belum banyak mengalammi perubahan-perubahan.
Dari
Keseluruhan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa musik merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari seluruh suku. Bagi masyarakat Toba dan Pakpak musik
memiliki peranan yang cukup penting dalam kehidupan. Kita sebagai generasi
penurus seharusnya melestarikan musik daerah kita agar kesenian dan kebudayaan
tidak musnah seiring perkembangan zaman.
Keanekaragaman
budaya Indonesia
merupakan satu dari beberapa yang kaya akan budaya. Keanekaragaman budaya Indonesia ini jangan sampai di rebut oleh
negara-negara lain yang iri akan kekeyaan Indonesia .
Pada zaman
perkembangan IPTEK, kita sadari bahwa hampir seluruh aspek kebudayaan tidak
lagi di minati oleh remaja. Hadirnya alat mesik Elektrinik sanggat berpengaruh
besar dalam perkembangan musik daerah yang semakin tertelan dalam perkembangan
zaman.
Hal ini
menjadi tanggung jawab kita bersama untuk melestarikan dan mengembangkan musik
tradisional yang mulai hilang tertelan zaman.
0 komentar:
Posting Komentar