Jumat, 12 Juli 2013

Posted by Unknown |
Memang semua makanan jika dimakan secara berlebih akan menyebabkan suatu penyakit, apalagi mie instan, makan mie instan terlalu sering sangat berbahaya, kandungan zat-zat kimia dalam proses pembuatan dapat mengganggu kesehatan manusia. Tidak sedikit produsen mie instan yang curang dengan sengaja menambahkan berbagai jenis zat kimia dalam bahan campuran mereka, dengan dalih menambah cita rasa, menambah gurih dan lain sebagainya. Rasa gurih ini bisa membuat sebagian orang sangat menggilai mie instan, dan bahkan cenderung ketagihan. Tapi tentu bukan gaya hidup yang sehat jika memperlakukan mie instan sebagai camilan. Karena seperti makanan cepat saji lainnya tentu mie instan memiliki kandungan yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan jika dimakan terlalu sehari dan berlebihan. Dilansir oleh boldsky, ini beberapa alasan mengapa mie sangat tidak dianjurkan terlalu sering untuk dikonsumsi.

Mencegah penyerapan gizi
Bagi anak di bawah lima tahun ini bisa menghambat kemampuan anak menyerap nutrisi dengan benar dan dari makanan yang tepat.

Kanker
Ini khususnya pada mi yang dikemas dalam wadah styrofoam. Styrofoam adalah satu dari sekian banyak penyebab kanker.

Keguguran
Ibu hamil yang makan mie instan selama kehamilan lebih mungkin untuk mengalami keguguran. Hal ini karena mi instan mempengaruhi perkembangan janin.

Menurunkan Metabolisme
Menkonsumsi mi instan dampak jangka panjangnya dapat mempengaruhi metabolisme tubuh. Hal ini karena akumulasi dari zat-zat kimia beracun seperti pewarna makanan, pengawet dan aditif dalam mie. unikbaca.com

Menyerap Propylene glycol
Mi instan mengandung propylene glycol, bahan anti-beku yang mencegah mie dari pengeringan dengan mempertahankan kelembaban. Tubuh menyerap dengan mudah dan terakumulasi di jantung, hati dan ginjal. Ini menyebabkan kerusakan dan kelainan pada organ tubuh itu dan melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Gangguan pencernaan
Mi instan terkenal mengganggu sistem pencernaan. Konsumsi lanjutan dari mi instan mengakibatkan kembung, sembelit.

Obesitas
Makanan penyebab utama obesitas. Hindari mie karena mengandung jumlah lemak dan besar natrium yang menyebabkan retensi air dalam tubuh.

Mengandung MSG (Monosodium glutamat)
Sekitar 1-2% dari populasi alergi terhadap MSG. Ketika orang-orang yang alergi terhadap MSG mengkonsumsinya sebagai bagian dari diet mereka, mereka akhirnya menderita rasa terbakar, nyeri dada dan kemerahan pada wajah, atau nyeri dan sakit kepala.

Mengembangkan hipertensi, penyakit jantung, stroke
Ini karena mi instan mengandung jumlah natrium yang tinggi. Kelebihan konsumsi natrium menyebabkan hipertensi, penyakit jantung, stroke dan kerusakan ginjal. Jadi, hindari konsumsi berlebihan mie. unikbaca.com

Junk Food
Mi instan dianggap sebagai junk food yang mengandung jumlah besar karbohidrat, tetapi minim vitamin, mineral atau serat. Ini juga memiliki tingkat tinggi lemak jenuh dan lemak trans.
Posted by Unknown |
Posted by Unknown |
Bahaya tidak tidur malam atau begadang ternyata untuk kesehatan tidak baik. Para dokter di National Taiwan Hospital baru-baru ini mengejutkan dunia kedokteran karena ditemukannya kasus seorang dokter muda berusia 37 tahun yang selama ini sangat mempercayai hasil pemeriksaan fungsi hati (GOT,GPT), tetapi ternyata saat menjelang Hari Raya Imlek diketahui positif menderita kanker hati sepanjang 10 cm! Selama ini hampir semua orang sangat bergantung pada hasil indeks pemeriksaan fungsi hati (Liver Function Index). Mereka menganggap bila pemeriksaan menunjukkan hasil index yang normal berarti semua OK. Kesalahpahaman macam ini ternyata juga dilakukan oleh banyak dokter spesialis. Benar-benar mengejutkan, para dokter yang seharusnya memberikan pengetahuan yang benar pada masyarakat umum, ternyata memiliki pengetahuan yang tidak benar. Pencegahan kanker hati harus dilakukan dengan cara yang benar.

Tidak ada jalan lain kecuali mendeteksi dan mengobatinya sedini mungkin, demikian kata dokter Hsu Chin Chuan. Tetapi ironisnya, ternyata dokter yang menangani kanker hati juga bisa memiliki pandangan yang salah, bahkan menyesatkan masyarakat, inilah penyebab terbesar kenapa kanker hati sulit untuk disembuhkan.

Penyebab utama kerusakan hati adalah :

1. Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang adalah penyebab paling utama
2. Tidak buang air di pagi hari
3. Pola makan yang tidak beraturan
4. Tidak makan pagi
5. Terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan
6. Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet, zat tambahan, zat pewarna, pemanis buatan
7. Minyak goreng yang tidak sehat
8. Mengkonsumsi masakan mentah juga menambah beban hati

Sedapat mungkin kurangi penggunaan minyak goreng saat menggoreng makanan hal ini juga berlaku meski menggunakan minyak goreng terbaik sekalipun seperti olive oil. Jangan mengkonsumsi makanan yang digoreng bila kita dalam kondisi penat, kecuali dalam kondisi tubuh yang fit. Sayur mayur dimakan mentah atau dimasak matang 3 sampai 5 bagian. Sayur yang digoreng harus dimakan habis saat itu juga, jangan disimpan unikbaca.com

Kita harus melakukan pencegahan dengan tanpa mengeluarkan biaya tambahan. Cukup atur gaya hidup dan pola makanan sehari-hari. Perawatan dari pola makan dan kondisi waktu sangat diperlukan agar tubuh kita dapat melakukan penyerapan dan pembuangan zat-zat yang tidak berguna sesuai dengan jadwalnya.
Sebab :

Malam hari pk 21.00 - 23.00 :
Adalah pembuangan zat-zat tidak berguna / beracun (de-toxin) di bagian sistem antibodi (kelenjar getah bening). Selama durasi waktu ini seharusnya dilalui dengan suasana tenang atau mendengarkan musik.
Bila saat itu seorang ibu rumah tangga masih dalam kondisi yang tidak santai seperti misalnya mencuci piring atau mengawasi anak belajar, hal ini dapat berdampak negatif bagi kesehatan.

Malam hari pk 23.00 - dini hari pk 01.00 :
Saat proses de-toxin di bagian hati, harus berlangsung dalam kondisi tidur pulas.

Dini hari pk 01.00 - 03.00 :
Proses de-toxin di bagian empedu, juga berlangsung dalam kondisi tidur.

Dini hari pk 03.00 - 05.00 :
De-toxin di bagian paru-paru. Sebab itu akan terjadi batuk yang hebat bagi penderita batuk selama durasi waktu ini. Karena proses pembersihan (de-toxin) telah mencapai saluran pernafasan, maka tak perlu minum obat batuk agar supaya tidak merintangi proses pembuangan kotoran. unikbaca.com

Pagi pk 05.00 - 07.00 :
De-toxin di bagian usus besar, harus buang air di kamar kecil.

Pagi pk 07.00 - 09.00 :
Waktu penyerapan gizi makanan bagi usus kecil, harus makan pagi. Bagi orang yang sakit sebaiknya makan lebih pagi yaitu sebelum pk 06.00. Makan pagi sebelum pk 07.00 sangat baik bagi mereka yang ingin menjaga kesehatannya.

Bagi mereka yang tidak makan pagi harap merubah kebiasaannya ini, bahkan masih lebih baik terlambat makan pagi hingga pk 9-10 daripada tidak makan sama sekali. Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang akan mengacaukan proses pembuangan zat-zat tidak berguna. Selain itu, dari tengah malam hingga pukul 04.00 dini hari adalah waktu bagi sumsum tulang belakang untuk memproduksi darah.

Senin, 10 Juni 2013

Posted by Unknown |

FILSAFAT BARAT KONTEMPORER

I. Latar Belakang Munculnya Filsafat Barat Kontemporer

Filsafat dibagi menjadi 4 babakan yakni Filsafat klasik, filsafat abad pertengahan filsafat modern dan filsafat kontemporer. Filsafat klasik di dominasi oleh rasionalisme, filsafat abad pertengahan didominasi dengan doktrin-doktrin agama Kristen selanjutnya filsafat modern didominasi oleh rasionalisme sedangkan filsafat kontemporer didominasi oleh kritik terhadap filsafat modern.

Kita akan memfokuskan pembahasan dalam makalah ini mengenai filsafat kontemporer, banyak istilah dalam penyebutan babakan filsafat ini diantaranya filsafat kontemporer, filsafat pasca modern, filsafat posmo dll.

Filsafat barat kontemporer ini muncul pada abad XX sebagai kritik dari filsafat modern, hal ini dapat terungkap dalam  istilah dekonstruksi, yang didekonstruksi oleh filsafat kontemporer ini adalah rasionalisme yang digunakan untuk membangun seluruh isi kebudayaan dunia barat,

Tokoh-tokoh besar banyak bermunculan pada  abad XX ini seperti Arkoun, Derrida, Foucault, Wittgenstein dll. Menurut Ahmad Tafsir dalam bukunya Filsafat  Umum Akal dan Hati Sejak Thales sampai Capra, Nietzsche adalah tokoh pertama yang sudah menyatakan ketidak puasannya terhadap dominasi atau pendewaan rasio pada tahun 1880an. Jadi menurutnya tokoh the pertama filsafat dekontruksi adalah Nietzsche. Dengan alasan pada tahun 1880an Nietzsche menyatakan bahwa budaya Barat telah berada di ambang kehancuran karena terlalu mendewakan rasio, kemudian baru tahun 1990 Capra juga mengatakan demikian.

Rasionalisme Filsafat modern perlu di dekonstruksi menurut Ahmad Tafsir karena ia Filsafat yang keliru dan  juga keliru cara penggunaannya, akibatnya budaya Barat menjadi hancur. Renaisans yang secara berlebihan mendewakan rasio manusia. Mencerminkan kelemahan manusia modern. Akibatnya timbullah kecenderungan untuk menyisihkan seuruh nilai dan norma yang berdasarkan agama dalam memandang kenyataan hidup, sehingga manusia modern yang mewarisi sikap positivistic cenderung menolak keterkaitan antara substansi jasmani dan rohani manusia, mereka juga menolak adanya hari akhirat, akibatnya manusia terasing tanpa batas, kehilangan orientasi dan sebagai konsekuensinya lahirlah trauma kejiwaan dan ketidakstabilan hidup.

Perlu diingat Filsafat Barat Kontemporer sangat Heterogen, karena profesionalisme yang semakin besar akibatnya muncul banyak filsuf yang ahli dibidang Matematika, Fisika, Psikologi, Sosiologi ataupun Ekonomi. Sehingga banyak pemikiran lama dihidupkan kembali seperti neothomisme, neokantianisme, neopositivisme dan sebagainya.

Dimasa ini Prancis, Inggris dan Jerman tetap merupakan Negara-negara yang paling depan dalam filsafat, sehingga pada umumnya orang membagi periodisasi Filsafat Barat Kontempoter menjadi dua, pertama filsafat kontinental meliputi Prancis dan Jerman, kedua Filsafat Anglosakson meliputi Inggris.

Aliran-aliran yang muncul pada abad ini adalah Pragmatisme, vitalisme, Fenomenologi, Eksistensialisme, Filsafat Analitis (filsafat bahasa), Strukturalisme dan Postmodernisme.

 

II. Filsafat Barat  Kontemporer

Filsafat berasal dari Griek berasal dari kata Pilos (cinta), Sophos (kebijaksanaan), tahu dengan mendalam, hikmah. Filsafat menurut term : ingin tahu dengan mendalam (cinta pada kebijaksanaan) Menurut Ciceros (106-43 SM), penulis Romawi orang yang pertama memakai kata-kata filsafat adalah Phytagoras (497 SM), sebagai reaksi terhadap cendikiawan pada masanya yang menamakan dirinya ”Ahli pengetahuan”, Phytagoras mengatakan bahwa pengetahuan dalam artinya yang lengkap tidak sesuai untuk manusia . tiap-tiap orang yang mengalami kesukaran-kesukaran dalam memperolehnya dan meskipun menghabiskan seluruh umurnya, namun ia tidak akan mencapai tepinya. Jadi pengetahuan adalah perkara yang kita cari dan kita ambil sebagian darinya tanpa mencakup keseluruhannya. Oleh karena itu, maka kita bukan ahli pengetahuan, melainkan pencari dan pencinta pengetahuan.

Menurut Prof, I.R. PUDJAWIJATNA menerangkan juga ”Filo” artinya cinta dalam arti seluas-luasnya yaitu ingin dan karena ingin itu selalu berusaha mencapai yang diinginkannya . ”Sofia artinya kebijaksanaan artinya pandai, mengerti dengan mendalam.

Orang yang berfilsafat dinamakan filosof  dapat diumpamakan sebagai seseorang yang berpijak di bumi sedang tengadah ke bintang-bintang , ia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam kemestaan alam, Karakteristiknya berfikit filsafat yang pertama adalah menyeluruh, yang kedua mendasar. Filsafat pada abad Yunani Klasik atau biasa disebut filsafat kuno senantiasa membahas tentang kosmologi yaitu terbentuknya alam semesta dari mana mereka berasal. selanjutnya filsafat abad pertengahan atau biasa disebut dengan skolastik  sangat berbeda dengan pemikiran sebelumnya hal ini disebabkan karena rumpun bangsa yang berfilsafat sangat berbeda, dalam filsafat abad pertengahan ini manusia mencoba mempersatukan secara harmonis apa yang diketahui dari akal dengan apa yang diketahuinya dari wahyu dengan demikianlah timbul sistem pandangan dunia kristen yang rangkap, dimana iman dan ilmu pengetahuan mendapatkan tempatnya masing-masing. Semakin lama doktrin kristen makin membelenggu kehidupan manusia di jaman itu sehingga semakin membatasi., selanjutnya muncullah abad modern yang diawali dengan munculnya gerakan Renaissance dimana orang lebih memusatkan perhatiannya kepada manusia sendiri, Renaissance kemudian disusul oleh pencerahan yang menjadikan manusia merasa dewasa, membebaskan diri ri tradisi gereja sehingga mereka berusaha untuk menegakkan suatu pandangan dunia secara sistematis serta mengembangkannya secara metodis sehingga menjadi sautu bangunan pandangan dunia yang lengkap.

Karena terdapat berbagai macam filsafat yang kontruktif maka makin lama timbullah rasa jemu karena orang-orang yang setia kepada pemikiran yang membangun menampakkan gejala pembekuan sehingga terbentuklah aliran yang tiada pemikiran yang baru lagi yang dinamai aliran via antiqua (jalan kuna) selanjutnya dari situ timbul juga aliran baru yang berbeda sekali dengan sistem pemikiran dalam masa kejayaan skolastik dan berbeda juga dengan aliran via antiqua aliran ini dinamakan aliran via moderna (jalan modern) aliran ini menolak pemikiran metafisis yang konstruktip. Dan perhatiannya lebih diarahkan kepada cara manusia mengenal dan kepada segala ”yang ada”, ajaran yang mengenai pengenalan mengarah kepada nominalisme sekalipun perhatian terhadap teologia tidak kurang namun perhatiannya lebih diarahkan kepada hal-hal yang ilmiah secara positif bukan kepada persoalan-persoalan filsafati. Dan tidak dapat disangkal bahwa para pemikir pada zaman modern ini berbeda-beda keadaannya. pemikiran filsafat mereka juga mengarah ke banyak jurusan akan tetapi semuanya itu mewujudkan suatu kesatuan. zaman ini menjadikan orang merasa telah mengetahui segala sesuatu secara menyeluruh dan sistematis.

Selanjutnya dalam perjalanan sejarah filsafat barat menunjukkan bahwa makin lama filsafat itu makin terpecah-pecah menjadi filsafat jerman, filsafat Prancis,  filsafat Inggris, Filsafat Amerika dan filsafat Rusia. mereka mengikuti jalannya sendiri-sendiri masing-masing membentuk kepribadian dengan caranya sendiri sekalipun demikian mereka tetap menampakkan suatu kesatuan. sebab bermacam-macam pemikiran yang dikemukakan paa bangsa itu sebenarnya hanya mewujudkan aspek yang bermacam-macam dari satu keadaban.

Filsafat Kontemporer muncul diawali sikap ingin mendobrak teori Filsafat Modern yang menggunakan keuniversalitasan kebenara tunggal dan bebas nilai. Oleh sebab itu salah satu ciri yang terdapat dalam Filsafat Kontempoter ini mengagungkan nilai-nilai relatifitas dan mini narasi, dan lebih cenderung beragam dalam pemikiran.

Ciri filsafat Kontemporer adalah sebagai reaksi dari berkembangnya filsafat modern yang semakin melenceng, pemikiran Kontemporer ini berusaha mengkritik Logosentrisme filsafat modern yang berusaha menjadika rasio sebagai instrumen utama, perkembangan Filsafat kontemporer berada dalam dua jalur yakni filsafat Holistic dan filsafat dekonstruksi


III. Aliran-Aliran dalam Filsafat Barat Kontemporer

1. Pragmatisme

Di Amerika Serikat aliran Pragmatisme mendapat tempatnya yang tersendiri didalam pemikiran filsafat, William James adalah orang yang memperkenalkan gagasan-gagasan pragmatisme kepada dunia.

Aliran Pragmatisme mengajarkan bahwa yang benar ialah apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis.[10]

Aliran ini menganggap benar apa yang akibat-akibatnya bermanfa’at secara praktis. Jadi patokan dari pragmatisme adalah bagaimana dapat bermanfaat dalam kehidupan praktis.  Dan pegangan pragmatisme adalah logika pengamatan. Kebenaran mistis pun dapat diterima asalkan bisa bermanfa’at secara praktis misalnya ada penyembuhan alternative yang menggunakan tenaga magis. Pengalaman pribadi yang benar adalah pengalaman yang bermanfaat secara praktis.
 
Tokoh-tokohnya : William James, Jhon Dewey, F.C.S Schiller.

2. Vitalisme
 
Akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknik di awal abad XX mengakibatkan perkembangan industrialisasi yang cepat pula, sehingga menjadikan segala pemikiran diarahkan pada hal-hal yang bersifat bendawi saja, baik jagat raya, maupun manusia dipandang sebagai mesin yang terdiri dari banyak bagian yang masing-masing menempati tempatnya sendiri-sendiri. Serta bekerja menurut hukum yang telah ditentukan bagi masing-masing bagian itu.

Aliran Vitalisme memandang bahwa kegiatan organisme hidup digerakkan oleh daya atau prinsip vital dengan daya-daya fisik. Aliran ini timbul dari reaksi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi serta industrialisasi. Dimana segala sesuatu dapat dianalisa secara matematis.

Tokoh-tokohnya: Henri Bergson


3. Fenomenologi

Kata Fenomenologi berasal dari Yunani fenomenon yang artinya sesuatu yang tampak,  terlihat karena bercahaya, dalam bahasa Indonesia disebut”gejala”. Jadi fenomenologi adalah suatu aliran yang membicarakan segala sesuatu selama hal itu tampak. Pelopor aliran ini adalah Edmund Husserl.
 
Tokoh-tokohnya: Edmund Husserl, Marx Secheler

 
4. Eksistensialisme

Kata Eksistensi berasal dari kata eks (keluar) dan sistensi yang diturunkan dari kata kerja sisto (berdiri, menempatkan) jadi eksistensialisme dapat diartikan manusia berdiri sebagai diri sendiri dengan keluar dari dirinya. Manusia sadar bahwa dirinya ada. Ia dapat meragukan segala sesuatu hal yang pasti yaitu bahwa dirinya ada.

Eksistensialisme adalah aliran Filsafat yang memandang segala gejala dengan berpangkal pada eksistensi, Eksistensi sendiri merupakan cara berada manusia di dunia, dan cara ini berbeda dengan cara berada makhluk-makhluk lainnya. Benda mati atau hewan tidak sadar akan keberadaannya tetapi manusia menyadari keberadaannya, manusia sadar bahwa dirinya sedang bereksistensi oleh sebab itu segala sesuatu berarti selama menyangkut dengan manusia, dengan kata lain manusia memberikan arti pada segalanya, manusia menentukan perbuatannya sendiri, ia memahami diri sebagai pribadi yang bereksistensi.

Dalam teori ini berpandangan bahwa manusia adalah eksistensinya mendahului esensinya (hakikat), dan sebaliknya benda-benda lain esensinya mendahului eksistensinya, sehingga manusia dapat menentukan diri sendiri menurut proyeksinya sendiri, hidupnya tidak ditentukan lebih dulu, sebaliknya benda-benda lain bertindak menurut esensi atau kodrat yang memang tak dapat dielakkan.

Tokoh-tokohnya: Jean Paul Sartre, Gabriel Marcel
 

5. Filsafat Analitis

 Aliran Filsafat Analitis ini pertama muncul di Inggris dan Amerika serikat sejak tahun 1950, Filsafat analitis sering juga disebut filsafat bahasa, filsafat ini merupakan reaksi dari idealisme, khususnya neohegelianisme di inggris. Para penganutnya menyibukkan diri dengan analisis bahasa dan konsep-konsep.

Tokoh-Tokohnya: Bertrand Russel, Ludwig Wittgenstein, Gilbert Ryle, John Langsaw Austin.

 
6. Strukturalisme

Strukturalisme muncul diprancis pada tahun 1960an, dan dikenal juga dalam linguistic, psiatri dan sosiologi, strukturalisme pada dasarnya menegaskan bahwa masyarakat dan kebudayaan memiliki struktur yang sama dan tetap, maka kaum strukturalis menyibukkan diri dengan menyelidiki struktur-struktur tersebut.
 
Tokoh-tokohnya: Levi Strauss, Jacques Lacan, Michel Foucault

 
7. Postmodernisme

Aliran Post Modernisme ini muncul sebagai reaksi terhadap modernisme dengan segala dampaknya, pengertian postmodern bukan sesuatu yang baru dalam filsafat Lyotard menjadi orang pertama yang mengintroduksikan istilah ini ke dalam filsafat.

Tokoh-tokohnya: Jean Francois Lyotard.
 
Posted by Unknown |

Filsafat Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka. Filsafat ini berkembang dari tradisi falsafi orang Yunani kuno.

Menurut Takwin (2001) dalam pemikiran barat konvensional pemikiran yang sistematis, radikal, dan kritis seringkali merujuk pengertian yang ketat dan harus mengandung kebenaran logis. Misalnya aliran empirisme, positivisme, dan filsafat analitik memberikan kriteria bahwa pemikiran dianggap filosofis jika mengadung kebenaran korespondensi dan koherensi.

Korespondensi yakni sebuah pengetahuan dinilai benar jika pernyataan itu sesuai dengan kenyataan empiris. Contoh jika pernyataan ”Saat ini hujan turun”, adalah benar jika indra kita menangkap hujan turun, jika kenyataannya tidak maka pernyataannya dianggap salah. Koherensi berarti sebuah pernyataan dinilai benar jika pernyataan itu mengandung koherensi logis (dapat diuji dengan logika barat).

Dalam filsafat barat secara sistematis terbagi menjadi tiga bagian besar yakni:
(a) bagian filsafat yang mengkaji tentang ada (being)
(b) bidang filsafat yang mengkaji pengetahuan (epistimologi dalam arti luas)
(c) bidang filsafat yang mengkaji nilai-nilai menentukan apa yang seharusnya dilakukan manusia (aksiologi).
 
Tokoh-tokoh Filsuf Barat Era Klasik
 
1. Thales
Dalam sejarah filsafat, Thales dijuluki sebagai filsuf Yunani pertama. Keterangan tentang Thales banyak berasal dari Aristoteles. Thales berusaha menjawab pertanyaan: apa asal-usul segala sesuatu. Menurut Thales, bahan dasar dari segala sesuatu adalah air.
2. Anaximandros
Anaximandros adalah teman sejawat Thales. Dia juga mencari jawaban atas pertanyaan sama yang menggugah Thales. Tapi menurut dia. Prinsip pertama dan utama itu tidak mungkin air seperti yang dikatakan Thales. Menurut dia, prinsip pertama dari segala benda adalah to aperion (yang brarti substandi yang tak terbatas). To aperion itu kekal dan tak dimakan usia, itulah yang merangkum seluruh jagad.
3. Anaximenes
Menurut Anaximenes, prinsip dasar segala sesuatu adalah udara. Udara adalah prinsip kehidupan. “sebagaimana halnya jiwa kita, yakni udara, mempersatukan kita, demikian juga nafas dan udara merangkul seluruh dunia,” kata anximenes. Jadi, udara adalah prinsip dasar (Urstoff) dari dunia.
4. Pythagoras
 
 Pythagoras mendirikan sebuah tarekat keagamaan di Kroton, Italia Selatan. Pythaghoras dijuluki “pemimpin dan Bapak Filsafat Ilahi”. Pythagoras mengajarkan bahwa jiwa itu kekal, dan dapat berpindah-pindah. Sesudah kematian, jiwa berpindah kepada hewan, dan begitu seterusnya. Menurutnya prinsip dari segala-galanya adalah matematika, semua benda dapat dihitung dengan angka, dan kita dapat mengekspresikan banyak hal dengan angka-angka.
5. Xenophanes
Xenophanes bukan filsuf, tetapi seorang pemikir yang kritis. Xenophanes menolak anthropomorfisme allah-allah. Ia berpendapat bahwa Allah bersifat kekal. Dia menolak anggapan bahwa Allah dilahirkan. Maka dapat disimpulkan bahwa menurut dia, Allah tidak memiliki permulaan.
6. Herocleitos
Ia memandang rendah orang-orang kebanyakan. Bahkan orang-orang ternama masa sebelumnya, tidak dihargainya. Di bidang agama, ia tidak menghargai misteri-misteri. Ia mengajarkan pandangan panteistik tentang Allah. Ajarannya dikenal dengan panta rei. Artinya, segala sesuatu mengalir.
7. Pamenides dan Melissus
Parmenides inilah yang pertama-tama berfilsafat tentang “yang ada”. Dia memperkenalkan metafisika. Inti ajarannya adalah: Being, the One, is, and that becoming, change, is illusion. Pluralitas adalah ilusi.
8. Zeno
Zeno adalah murid Parmenides. Dia memberikan sejumlah argumen brilian untuk membuktikan bahwa tidak mungkin ada gerak, misalnya teka-teki Achilles dan kura-kura.
9. Empodocles
Empodocles seperti Parmenides, mengajarkan bahwa materi tidak punya awal dan akhir. Materi tidak dapat binasa. Menurut dia, unsur dasar dari segala-galanya adalah tanah, udara, api dan air. Keempat benda itu tidak dapat saling dipertukarkan. Ia juga mengajarkan tentang perpindahan jiwa. Dia sendiri mengatakan bahwa di waktu lampau, dia sendiri adalah anak laki-laki, anak perempuan, tumbuhan, burung dan ikan.
10. Anaxagoras
Sumbangan paling penting Anaxigoras bagi filsafat adalah teorinya tentang rasio (nous). Jika Empodocles mengajarkan bahwa gerakan di jagad raya disebabkan oleh kekuatan fisik cinta dan kebencian, maka Anaxigoras mengatakan bahwa gerakan disebabkan oleh rasio. “Nous memiliki kekuasaan atas segala sesuatu yang memiliki hidup, baik besar maupun kecil”.
 
 
Posted by Unknown |

A.    Pengertian Eksistensialisme

Eksistensialisme yaitu suatu usaha untuk menjadikan masalah menjadi konkret karena adanya manusia dan dunia. Menurut Sartre eksistensialisme yaitu filsafat yang memberi penekanan eksistensi yang mendahului esensi. Memandang segala gejala yang ada berpangkal kepada eksistensi. Dengan adanya eksistensi akan penuh dengan lukisan-lukisan yang konkret dengan metode fenomenologi (cara keberadaan manusia).

Eksistensi sendiri yaitu eks artinya keluar, sintesi artinya berdiri; jadi eksistensi adalah berdiri sebagai diri sendiri. Menurut Heideggard “Das wesen des daseins liegh in seiner Existenz” , da-sein adalah tersusun dari kata “da” yang berarti disana dan “sein” yang berarti berada. Jadi artinya manusia sadar dengan tempatnya. Menurut Sartre adanya manusia itu bukanlah “etre” melainkan “ a etre” yang artinya manusia itu tidak hanya ada tetapi dia selamanya harus dibentuk tidak henti-hentinya.

Menurut Parkey (1998) aliran eksistensialisme terbagi menjadi 2, yaitu; bersifat theistic(bertuhan) dan atheistic. Menurut eksistensialisme sendiri ada 3 jenis; tradisional, spekulatif dan skeptif.

Eksistensialisme sangat berhubungan dengan pendidikan karena pusat pembicaraan eksistensialisme adalah keberadaan manusia sedangkan pendidikan hanya dilakukan oleh manusia. 

Eksistensi merupakan keadaan tertentu yang lebih khusus dari sesuatu. Apapun yang bereksistesi tentu nyata ada. Sesuatu dikatakan bereksistensi jika sesuatu itu bersifat public yang artinya objek itu sendiri harus dialami oleh banyak orang yang melakukan pengamatan

Seperti juga halnya, perasaan anda yang tertekan tidak bereksistensi, meskipun perasaan itu nyata ada dan terjadi dalam diri anda. Apa yang bersifat public kiranya selalu menempati  ruang dan terjadi dalam waktu. Oleh karena itu eksistensi sering dikatakan berkenaan dengan objek-objek yang merupakan kenyataan dalam ruang dan waktu.


B. Sejarah Eksistensialisme

Sejarah munculnya eksistensialisme yaitu pertama istilah ini dirumuskan oleh ahli filsafat Jerman yaitu Martin Heidegger (1889-1976). Akar metodelogi eksistensialisme ini berasal dari fenomenologi yang dikembangkan oleh Edmund husserl (1859-1938).

Sedangkan munculnya filsafat eksistensialisme ini dari 2 orang ahli filsafat Soeran Kierkegaard dan Neitzche. Kierkegaard seorang filsafat Jerman (1813-1855) filsafatnya untuk menjawab pertannyaan mengenai pertannyaan “Bagaimanakah aku menjadi seorang individu?” dia juga menerima prinsip Socrates yang mengatakan bahwa” pengetahuan akan diri adalah pengetahuan akan Tuhan” . Hal ini terjadi karena pada saat itu terjadi krisis eksistensialisme (manusia melupakan individualitasnya), sehingga manusia bisa menjadi manusia yang autentik jika memiliki gairah, keterlibatan dan komitmen pribadi dalam kehidupan.

Neitzche, juga filsuf Jerman (1844-1900) yang tujuan filsafatnya menjawab pertannyaan ” Bagaimana menjadi manusia unggul?” dan menurut dia jawabannya adalah manusia bisa menjadi manusia unggul jika mempunyai keberaniaan untuk merealisasikan diri secara jujur dan berani.

Kedua tokoh diatas muncul karena adanya perang dunia pertama dan situasi Eropa pada saat itu, sehingga mereka tampil untuk menjawab pandangan tentang manusia seperti yang sudah dijelaskan diatas.

Disamping itu penyebab munculnya filsafat eksistensialisme ini yaitu adanya reaksi terhadap filsafat materialisme Marx yang berpedoman bahwa eksistensi manusia bukan sesuatu yang primer dan idealisme Hegel yang bertolak bahwa eksistensi manusia sebagai yang konkret dan subjektiv karena mereka hanya memandang manusia menurut materi atau ide dalam rumusan dan system-sistem umum (kolektivitas social).

Pengaruh lahirnya filsafat eksistensialisme berasal dari filsafat hidup bergson dan Metafisika Modern. Filsafat ini muncul pada paruh pertengahan abad ke-20. Terdapat beberapa tokoh Eksistensialisme diantaranya adalah Jean Paul Sartre (1905-1980).

 

C. Tokoh Eksistensialisme - Jean Paul Sartre

Jean P. Sartre dilahirkan di Paris, Prancis, 21 Juni 1905, Sartre adalah filsuf dan penulis Prancis yang namanya tetap terkenal hingga saat ini. Ia meraih gelar doktor di bidang filsafat, dan kemudian mengajar di bidang tersebut selama beberapa tahun. Setelah Perang Dunia II, Sartre meninggalkan pekerjaannya sebagai pengajar, dan mengabdikan hidupnya untuk menulis.

Sartre telah menjadi yatim sejak berusia dua tahun, dan sejak itu ia diasuh oleh kakeknya, Charles Schweitzer, yang kelak memiliki pengaruh besar dalam pemikiran dan perkembangan bakat menulis Sartre. Sebagaimana kakeknya, Sartre menertawakan segala sesuatu yang bersifat religius. Semenjak berusia 12 tahun, ia sudah tidak mengakui keberadaan Tuhan. Dunianya adalah perpustakaan kakeknya.

Pada tahun 1924, Sartre diterima di Ecole Normale Superieure, perguruan tinggi paling terkenal dan paling selektif di Prancis. Tahun 1929 ia lulus dengan predikat Agregation de Philosophie nomor satu. Sejak tahun 1931, Sartre mengajar sebagai guru filsafat di Le Havre, Loan, dan Paris.

Pada 22 Oktober 1964, Sartre dianugerahi Nobel Sastra, namun dia menolak, dengan alasan hadiah itu akan menurunkan integritas karya-karyanya.

Sartre menikah dengan pemikir wanita yang juga terkenal, bernama Simone de Beauvoir. Ia meninggal dunia pada 15 April 1980, di sebuah rumah sakit di Broussais, Paris, dan upacara pemakamannya dihadiri sekitar 50.000 orang.

Sepanjang hidupnya, Sartre telah menulis banyak pemikiran penting, di antaranya adalah “Being and Nothingness”, “L’Imagination”, “Morts sans Sépulture”, dan “L’Imaginaire”. Sementara autobiografinya berjudul “Les Mots”.

Pandangan Jean Paul Sartre Mengenai Eksistensialisme

Pada awal dilancarkan tuduhan dari pihak Katolik, seperti Mlle.Mercier, bahwa eksistensialisme itu hanya menggarisbawahi hal-hal yang memalukan, yang rendah, yang patut dicela, yang menjijikkan dalam situasi konkret manusia dan Sartre cenderung mengabaikan pesona, keindahan dan hal-hal yang baik dari kodrat manusia. Lebih jauh lagi, eksistensialisme dianggap menyangkal realitas dan kesungguhan perikehidupan antar manusia karena ia mengabaikan Perintah Tuhan dan nilai-nilai yang dalam pandangan Kristen disakralkan dan dipercaya sebagai abadi. Singkatnya, eksistensialisme itu melulu voluntary. Artinya, bahwa tiap orang dapat berbuat semaunya seturut apa yang ia sukai. Ada lagi yang berkomentar bahwa eksistensialisme itu sama sekali tidak menyinggung soal solidaritas umat manusia dan menelaah manusia dalam ke-terisolir-annya. Dan ini, dalam pandangan kaum komunis, dikarenakan eksistensialisme mendasarkan ajarannya pada subjektivitas murni seperti yang diajarkan oleh Descartes dengan cogito-nya—karenanya, eksistensialisme dengan ego-nya, tidak akan sanggup menjangkau sesamanya, apalagi berpikir tentang tentang solidaritas.

Namun, Sartre membela dirinya dan membela paham yang ia anut. Pertama, ia sendiri juga menyayangkan bahwa istilah “eksistensialisme” dipakai secara teramat longgar untuk menamai apa-apa saja yang tampil sedikit berbeda, dan radikal sehingga istilah “eksistensialisme” nyaris tidak punya arti apa-apa lagi. Kedua, guna meluruskan salah-kaprah seputar peristilahan dan aplikasinya, pertama-tama Sartre mulai mendefinisikan eksistensialisme sebagai suatu ajaran yang menyebabkan hidup manusia itu menjadi mungkin. Selain itu, eksistensialisme juga merupakan suatu ajaran yang mengafirmasi bahwa setiap kebenaran dan setiap tindakan itu mengandung di dalamnya sebuah lingkungan dan suatu subjektivitas manusia. Definisi yang terakhir ini kelak akan ia elaborasi dengan peristilahan a human universality of condition. Dua definisi yang baru saja disebut di sini hanyalah awalan saja. Ketiga, definisi Sartre yang paling terkenal tentang eksistensialisme dirumuskannya sebagai berikut: Bahwa eksistensi itu (hadir) mendahului esensi dan karenanya kita harus mulai dari yang subjektif.

Secara sederhana, Sartre mengambil contoh dari kehidupan sehari-hari untuk menerangkan maksud dari “bahwa eksistensi itu hadir mendahului esensi.” Ia mengajak pembaca untuk membayangkan sebuah buku atau pisau kertas (paper knife). Seorang pembuat pisau kertas, disebut artisan, tentu mempunyai konsepsi terlebih dahulu di benaknya apa yang mau ia buat, kegunaannya dan bagaimana prosedur pembuatannya. Esensi dari pisau kertas itu, yaitu keseluruhan dari rumusan pembuatan (formulae) serta kualitas-kualitas tertentu yang membuat terproduksinya dan definisinya menjadi mungkin, mendahului eksistensinya. Dengan kata lain, produksinya mendahului eksistensinya

Sekali lagi ditegaskan Sartre bahwa yang dimaksud dengan “eksistensi mendahului esensi” adalah bahwa pertama-tama manusia itu eksis (ada, hadir), menjumpai dirinya, muncul (Inggris: surges up; Jawa: mentas) di dunia dan baru setelah itu mendefinisikan dirinya itu siapa. Jika manusia sebagai eksistensialis melihat bahwa dirinya itu belum ditentukan, hal itu adalah karena pada permulaannya dia itu memang bukan apa-apa (nothing). Dia tidak akan menjadi apa-apa sampai tiba saatnya ketika ia menjadi apa yang ia tentukan sendiri. Oleh karenanya, tidak ada itu yang dinamakan kodrat manusia, sebab tidak ada Allah yang mempunyai konsepsi tentang dia (manusia).

Mengenai subjektivitas ini, Sartre mengakuinya. Namun bukan subjektivitas sebagaimana dimaksud oleh para pengkritiknya. Subjektivitas yang dimaksud Sartre dalam pengertiannya tentang eksistensi adalah bahwa manusia itu mempunyai martabat yang lebih luhur daripada, katakanlah, batu atau meja. Subjektivitas yang dimaksud Sartre adalah bahwa manusia pertama-tama eksis—-bahwa manusia adalah manusia (man is), sesuatu yang mendesak, bergerak maju menuju masa depan dan bahwa ia menyadari apa yang ia lakukan itu. Jika memang benar bahwa eksistensi itu mendahului esensi, maka manusia itu bertanggungjawab atas mau menjadi apa dia (what he is). Inilah dampak paling pertama dari eksistensialisme yaitu bahwa manusia dengan menyadari bahwa kontrol berada penuh di tangannya, ia memikul beban eksistensinya itu, yaitu tanggungjawab, di pundaknya. Namun hal ini tidak lantas berarti bahwa ia bertanggungjawab hanya atas individualitasnya sendiri. Melainkan bahwa ia bertanggungjawab atas semua umat manusia.

Untuk menjawab ini, Sartre mengadakan dua distingsi atas subyektivisme. Pengertian yang pertama adalah kebebasan subjek individu. Pengertian kedua adalah bahwa manusia tidak bisa melampaui subjektivitas kemanusiaannya (human subjectivity). Pengertian kedua inilah yang pengertian yang lebih mendalam dari eksistensialisme. Pengertian yang kedua inilah yang memberikan gambaran kepada kita mengenai sifat dasar manusia yang kreatif, yang terus menerus mencipta dan menjadi apa yang dia inginkan. Mencipta ini berarti juga memilih dari sekian banyak kemungkinan-kemungkinan yang terbentang luas di hadapannya. Memilih antara ini atau itu pada saat yang bersamaan juga berarti mengafirmasi nilai dari apa yang dipilih. Dan yang kita pilih itu tentu apa yang kita anggap lebih baik, dan yang lebih baik bagi kita tentu juga kita anggap baik untuk semua. Tanggungjawab kita lantas terletak pada kualitas pilihan kita ini. Pilihan-pilihan yang kita buat itu menyangkut kemanusiaan sebagai suatu keseluruhan. Berangkat dari pengertian ini, kita siap memasuki dimensi kedua dari eksistensialisme yang mau dibuktikan Sartre dalam tulisannya ini yaitu tentang humanisme.

Humanisme dalam pandangan Sartre berbeda dengan humanisme yang sudah ada sebelumnya. Dalam pandangan Sartre, yang membedakan humanisme-nya dengan humanisme yang sudah digagas oleh banyak filsuf yang mendahuluinya terletak pada radikalitasnya. Nilai humanisme pada era sebelumnya oleh Sartre dianggap belum radikal karena masih mengandaikan adanya nilai-nilai yang ditentukan dari luar diri manusia itu sendiri, entah itu Tuhan, Realitas Tertinggi, ataupun norma-norma buatan manusia yang dilanggengkan. Konsepsi humanisme Sartre tidak hanya bermain di level abstrak-spekulatif, namun lebih pada etika tindakan dan self-commitment.

Pengertian humanisme yang diikuti Sartre adalah pengertian bahwa manusia adalah makhluk yang mampu mengejar tujuan-tujuan transenden. Karena manusia adalah makhluk yang mampu melampaui dirinya sendiri, self-surpassing, dan mampu meraih obyek-obyek hanya dalam hubungannya dengan ke-self-surpassing-annya, maka ialah yang menjadi jantung dan pusat dari transendensinya (bukan dalam pengertian bahwa Tuhan adalah Yang Transenden, namun dalam pengertian self-surpassing). Dan relasi antara transendensi manusia dengan subjectivitas (dalam pengertian bahwa manusia tidak tertutup dalam dirinya sendiri melainkan selalu hadir dalam semesta manusia) itulah yang disebut Sartre dengan existential humanism. Ini disebut humanisme karena mengingatkan kita bahwa manusia adalah legislator bagi dirinya sendiri; betapapun ditinggalkan (abandoned) ia harus memutuskan bagi dirinya sendiri. Bukan dengan berbalik pada dirinya sendiri, namun dengan mencari, sembari melampaui dirinya, tujuan yang berupa kemerdekaan atau sejumlah realisasi tertentu, manusia bisa sampai pada kesadaran bahwa dirinya adalah sungguh-sungguh manusia. Yang manusia butuhkan bukanlah bukti dari eksistensi Tuhan, namun penemuan dirinya kembali dan untuk memahami bahwa tidak ada satupun yang dapat menyelamatkan dirinya kecuali dirinya sendiri. Dalam terang pengertian inilah Sartre berani mengatakan bahwa eksistensialisme itu optimistis, bukan sebuah ajaran untuk menarik diri dari dunia ramai dan masuk ke pertapaan guna menemukan kedamaian jiwa, melainkan sebuah ajaran untuk bertindak  secara konkret dalam dunia nyata, dunia sehari-hari, dunia umat manusia.

Jumat, 07 Juni 2013

Posted by Unknown |

Tugas Observasi E-Learning

Oleh:

Nadela Trully Marbun (12-033)
Ramot Hutasoit (12-041)
Ribka Lidwina  (12-049)
Karin R J Napitupulu (12-087)
Tefan A Simanjuntak (12-091)


A.    Identitas Sekolah

Nama Sekolah
           SMA SWASTA KALAM KUDUS MEDAN

Alamat Sekolah
           Jl Rambung No 9 Medan

Uang Sekolah
          Kelas 1 & 2     : Rp320.000,00 
          Kelas 3            : Rp330.000,00

Konsep E-learning
           Online (Koneksi Internet) dan Offline (Media Presentasi )

B.     Uraian Aktivitas Observasi

Hari Pelaksanaan
Selasa,21 Mei 2013

Waktu Pelaksanaan
Pukul 08.00-10.00 WIB

Pembagian Tugas 
Observasi Kelas                   : Semua anggota 

Wawancara Guru
* Guru                             : Nadela, Karin dan Tefan 
* Wakil Kepala Sekolah      : Ribka dan Ramot

Narasumber 
Bpk. L.J.Koster Sianipar,S.Si
Ibu  Dra.Irene Bukit,M.Pd

C.    Laporan Hasil Observasi

                               I.            Pendahuluan

Pembelajaran dan pengajaran telah mengalami banyak perubahan seiring dengan perkembangan teknologi. Penggunaan metode pengajaran yang berbasis komputerisasi haruslah lebih diperluas lagi di sekolah-sekolah agar ia dapat menyaingi perubahan-perubahan sistem pendidikan yang telah berkembang pada masa kini yang kita sebut sebagai sistem e-learning. E-learning sendiri merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dari sinilah, kita beranjak untuk mengetahui lebih jauh sudah sejauh apakah sistem e-learning dipakai dan dipergunakan oleh sekolah-sekolah. Menyadari hal itu, maka dalam mata kuliah psikologi pendidikan kali ini, kami ditugaskan untuk melakukan observasi mengenai sistem e-learning yang dilaksanakan oleh sekolah yang berada di wilayah Medan, Sumatera Utara. Beranjak dari itu, kami pun melakukan observasi di SMA Swasta Kalam Kudus Medan dengan alasan bahwa pada sekolah ini pembelajaran yang dilaksanakan sudah lebih modern dengan sarana dan prasarana teknologi yang cukup memadai. Adapun objek yang kami teliti adalah siswa-siswa yang melaksanakan proses pembelajaran dan guru yang menggunakan konsep e-learning itu sendiri. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui konsep e-learning yang bersentuhan dengan topik pembahasan yang selama ini telah dipelajari pada mata kuliah psikologi pendidikan.

                            II.            Landasan Teori

Sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dan media dalam proses belajar mengajar dapat disebut sebagai E-learning. E-learning ini membawa pengaruh terhadap terjadinya proses transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital, baik secara isi (contents) dan sistemnya. Saat ini konsep e-learning sudah banyak diterima oleh masyarakat dunia, terbukti dengan maraknya implementasi e-learning khususnya di lembaga pendidikan (sekolah, training dan universitas). Ada yang menggunakannya sebagai suplemen (tambahan) terhadap materi pelajaran yang disajikan secara regular di kelas, namun ada juga yang memakai e-learning sebagai alternatif dalam pembelajaran.

Kecenderungan untuk mengembangkan e-learning sebagai salah satu alternatif pembelajaran di berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan semakin meningkat sejalan dengan perkembangan di bidang teknologi komunikasi dan informasi.

Ada tiga hal penting sebagai persyaratan kegiatan e-learning, yaitu :

1. Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan. Jaringan dapat saja mencakup LAN atau WAN.

2. Tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta belajar, misalnya CD-ROM, atau bahan cetak,

3. Tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta belajar apabila mengalami kesulitan 

Dengan demikian, secara sederhana dapatlah dikatakan bahwa e-learning merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (Internet,LAN,WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi dan fasilitasi serta didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya.

Manfaat  E-Learning menurut Bates (1995) dan Wulf (1996) terdiri dari 4 hal:

1. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity).

2. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).

3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience).

4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).

Konsep keberhasilan program e-learning selain ditunjang oleh perangkat teknologi informasi, juga oleh perencanaan, administrasi, manajemen dan ekonomi yang memadai. Perlu juga diperhatikan peranan dari para fasilitator, dosen, staf, cara implementasi, cara mengadopsi teknologi baru, fasilitas, biaya, dan jadwal kegitan.

Para pengajar seperti  guru atau dosen  harus memiliki kemampuan dalam mempergunakan  e-learning. Kemampuan itu seperti : 
    - Mengerti tentang e-learning.
    - Mengidentifikasi karakteristik mahasiswa atau siswa 
   - Mendesain dan mengembangkan materi kuliah yang interaktif sesuai dengan perkembangan teknologi baru. 
    - Mengadaptasi strategi mengajar untuk menyampaikan materi secara elektronik 
    - Mengorganisir materi dalam format yang mudah untuk dipelajari 
    - Melakukan training dan praktek secara elektronik 
    - Terlibat dalam perencanaan, pengembangan, dan  pengambilan keputusan 
    - Mengevaluasi keberhasilan pembelajaran, attitude, dan persepsi para mahasiswanya.

Strategi penggunaan e-learning untuk menunjang pelaksanaan proses belajar, diharapkan dapat meningkatkan daya serap dari siswa atau mahasiswa atas materi yang diajarkan; meningkatkan partisipasi aktif dari siswa atau mahasiswa; meningkatkan kemampuan belajar mandiri siswa atau mahasiswa; meningkatkan kualitas materi pendidikan dan pelatihan, meningkatkan kemampuan menampilkan informasi dengan perangkat teknologi informasi, dengan perangkat biasa sulit untuk dilakukan; memperluas daya jangkau proses belajar-mengajar dengan menggunakan jaringan komputer, tidak terbatas pada ruang dan waktu. Untuk mencapai hal-hal tersebut di atas, dalam pengembangan suatu aplikasi e-learning perlu diperhatikan bahwa materi yang ditampilkan harus menunjang penyampaian informasi yang benar, tidak hanya mengutamakan sisi keindahan saja; memperhatikan dengan seksama teknik belajar-mengajar yang digunakan; memperhatikan teknik evaluasi kemajuan mahasiswa dan penyimpanan data kemajuan siswa atau mahasiswa.

Menurut Koswara (2006) ada beberapa strategi pengajaran yang dapat diterapkan dengan menggunakan teknologi e-learning adalah sebagai berikut :

a. Learning by doing

Simulasi belajar dengan melakukan apa yang hendak dipelajari; contohnya adalah simulator penerbangan (flight simulator), dimana seorang calon penerbang dapat dilatih untuk melakukan penerbangan suatu pesawat tertentu seperti ia berlatih dengan pesawat yang sesungguhnya

b. Incidental learning

Mempelajari sesuatu secara tidak langsung. Tidak semua hal menarik untuk dipelajari, oleh karena itu dengan strategi ini seorang siswa atau  mahasiswa dapat mempelajari sesuatu melalui hal lain yang lebih menarik, dan diharapkan informasi yang sebenarnya dapat diserap secara tidak langsung. Misalnya mempelajari geografi dengan cara melakukan “perjalanan maya” ke daerah-daerah wisata.

c. Learning by reflection

Mempelajari sesuatu dengan mengembangkan ide/gagasan tentang subyek yang hendak dipelajari. Siswa atau mahasiswa didorong untuk mengembangkan suatu ide/gagasan dengan cara memberikan informasi awal dan aplikasi akan “mendengarkan” dan memproses masukan ide/gagasan dari mahasiswa untuk kemudian diberikan informasi lanjutan berdasarkan masukan dari mahasiswa.

d. Case-based learning

Mempelajari sesuatu berdasarkan kasus-kasus yang telah terjadi mengenai subyek yang hendak dipelajari. Strategi ini tergantung kepada nara sumber ahli dan kasus-kasus yang dapat dikumpulkan tentang materi yang hendak dipelajari. Siswa atau mahasiswa dapat mempelajari suatu materi dengan cara menyerap informasi dari nara sumber ahli tentang kasus-kasus yang telah terjadi atas materi tersebut.

e. Learning by exploring

Mempelajari sesuatu dengan cara melakukan eksplorasi terhadap subyek yang hendak dipelajari. Siswa atau mahasiswa didorong untuk memahami suatu materi dengan cara melakukan eksplorasi mandiri atas materi tersebut. Aplikasi harus menyediakan informasi yang cukup untuk mengakomodasi eksplorasi dari mahasiswa. Mempelajari sesuatu dengan cara menetapkan suatu sasaran yang hendak dicapai (goal-directed learning). Siswa atau mahasiswa diposisikan dalam sebagai seseorang yang harus mencapai tujuan/sasaran dan aplikasi menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam melakukan hal tersebut. siswa atau mahasiswa kemudian menyusun strategi mandiri untuk mencapai tujuan tersebut.

            Kelebihan dan Kekurangan E-learning

            Kelebihan

1. E-learning dapat mempersingkat waktu pembelajaran

2. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan atau materi, peserta didik dengan guru maupun sesama peserta didik.

3. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demi-kian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran

4. Kehadiran guru tidak mutlak diperlukan

5. Guru akan lebih mudah melakukan alternatif bahan-bahan belajar yang mutakhir sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuwan, mengembang-kan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya, dan mengontrol kegiatan belajar peserta didik.

6. Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.

7.  Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif.

Kelemahan

1. Untuk sekolah tertentu terutama yang berada di daerah, akan memerlukan investasi yang mahal untuk membangun e-learning.

2. Siswa yang tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal. Keterbatasan jumlah komputer yang dimiliki oleh sekolah akan menghambat pelaksanaan e-learning.

3. Bagi siswa yang gagap teknologi, sistem ini sulit untuk diterapkan.

4. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggu-nakan ICT.

5. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya nilai dalam proses belajar dan mengajar.

                         III.            Objek Penelitian

Objek yang menjadi sumber observasi adalah siswa-siswi kelas  X SMA SWASTA KALAM KUDUS MEDAN khususnya kelas X-2

                         IV.            Jadwal Pelaksanaan

Observasi dilakukan mulai dari pukul 08.00- 10.00 WIB bertempat di SMA SWASTA KALAM KUDUS MEDAN.

                            V.            Pelaksanaan

Bermula dari kesepakatan kami untuk berkumpul di Kampus pada Fakultas Psikologi pukul 07.00WIB .Kami berangkat menuju lokasi pada pukul 07.15WIB dari kampus  dan tiba dilokasi pukul 07.30WIB.Tiba di lokasi kamipun langsung berangkat menuju Kantor Kepala Sekolah yang berada di lantai 2, dan mengurus surat-surat yang telah disepakati pada pertemuan pertama.Pengurusan surat berjalan dengan lancar, kamipun di persilahkan untuk memasuki kelas  X-II  pukul 08.00WIB yang dimulai dari perkenalan kami yang dipandu oleh guru pengajar, yang bertepatan sebagai guru bidang study biologi Dra.Irene Bukit, M.Pd dan menjelaskan apa maksud dan tujuan kami datang dan memasuki kelas mereka.Suasana di dalam kelas selama observasi berlangsung kurang terkontrol, tetapi guru memegang andil dan kelaspun dapat dikendalikan.Berlangsung sekitar 1 jam, tepat pukul 09.00WIB pergantian matapelajaran dan kamipun beranjak dari kelas sesuai dengan kesepakatan yang ada dan kamipun mengucapkan terimakasih kepada siswa-siswa yang telah membantu dalam keberlangsungan tugas kami.Dengan waktu yang ada tepat pukul 09.15WIB kamipun melanjutkan observasi dengan mewawancarai guru, dan Wakil Kepala Sekolah yang sedang berada di tempat selama satu jam kedepan.Kami ditanggapi dengan baik oleh para narasumber kami yang tampak dari proses berlangsungnya tanya-jawab. Pukul 10.00WIB kamipun telah mendapat informasi-informasi yang membantu dalam keberlansungan tugas Mata Kuliah Pendididkan dan kamipun menyampaikan rasa terimakasi kami dapa guru serta Wakil Kepala Sekolah dan bergegas meninggalkan lokasi.


                         VI.            Laporan Penelitian

Berdasarkan observasi dan wawancara yang kami lakukan, kami memperoleh:

1.      Konsep e-learning

Mengingat gedung sekolah yang digunakan adalah gedung baru (gedung 2), maka proses e-learning masih dalam proses “penyamaan” dengan yang telah diberlakukan saat di gedung yang sebelumnya. Dari kedua narasumber didapatkan keterangan bahwa konsep e-learning sebenarnya telah dilakukan sudah cukup lama (±5 tahun). Adapun konsep e-learning yang digunakan ialah:

·         Online : Beberapa guru menerapkan sistem ini misalnya dengan menghimbau siswa-siswinya untuk mengunduh materi pelajaran dari link yang diberikan oleh guru mereka. Beberapa guru juga sering memberikan contoh-contoh soal sebagai latihan sebelum ujian (kisi-kisi) dengan mengirimkan ke email beberapa siswa mereka yang kemudian akan disebarkan ke kelas masing-masing.

·         Offline : Dengan dilengkapinya proyektor di setiap kelas maka guru-guru dapat memberikan materi dengan menggunakan komputer (dengan powerpoint) kepada siswa-siswinya. Walaupun sistem ini belum 100% diterapkan namun hampir semua guru telah menerapkannya. Dan hampir sama dengan beberapa sekolah lain, karena siswa-siswinya tidak diperkenankan untuk membawa barang elektronik, maka semua materi dalam proses pembelajaran offline ini masih sepenuhnya difasilitasi oleh guru mereka.

2.      Teori Motivasi

·         Teori Kognitif

Dengan adanya keyakinan akan kemampuan yang dimiliki, siswa-siswi di sekolah ini mampu memahami setiap materi yang disampaikan sehingga motivasinya untuk belajar meningkat. Bahkan terdapat persaingan dari mereka dimana setiap siswanya berlomba untuk maju ke depan kelas dan menjawab pertanyaan sehingga siswa yang lain semakin terdorong untuk belajar.


·         Teori Sosial

Dari hasil yang kami peroleh, tidak sedikit murid-murid yang terdorong untuk datang ke sekolah untuk dapat mengobrol dengan teman mereka.

3.      Teori Belajar

Dari observasi yang kami lakukan, teori belajar yang diterapkan di sekolah ini adalah:

·         Teori Belajar Kognitif

Para peserta didik memproses informasi dan menghubungkan informasi yang dahulu telah mereka terima dengan yang baru mereka dapatkan.

4.      Orientasi Belajar

Adapun orientasi belajar yang diterapkan di sekolah ini ialah TCL (Teacher-Centered Learning), dimana yang menjadi pusat dan sumber pelajaran ialah guru. Pada orientasi belajar ini guru sebagai “pengirim” mengirimkan informasi kepada siswa-siswinya sebagai “penerima”.

5.      Manajemen Kelas

Kelas ditata sesuai dengan gaya auditorium dimana semua murid duduk menghadap guru. Jumlah siswa dalam satu kelas ±37 orang dimana setiap siswa memiliki meja dan bangku sendiri (tidak memiliki teman sebangku).

                      VII.            Evaluasi
Menurut pendapat kelompok kami, penerapan Konsep E-Learning di sekolah SMA Kalam Kudus Medan masih kurang maksimal penggunaannya. Padahal, dari hasil wawancara kami, dikatakan bahwa penerapkan konsep ini sudah cukup lama ada di sekolah ini. Namun, belum setiap guru disekolah ini menggunakan dan memanfaatkan fasilitas E-Learning seperti proyektor yang sudah ada di setiap kelas sejak 2 tahun terakhir. Adapun guru yang sudah menerapkan konsep E-Learning masih sebatas mata pelajaran tertentu saja. Mereka mengatakan bahwa, beberapa mata pelajaran tidak sesuai dan kurang maksimal penyampaiannya kepada siswa. Kelompok kami merasa, bahwa para guru belum memahami fungsi dari E-Learning itu sendiri. Selain itu, ada juga kecenderungan guru-guru merasa malas untuk belajar mengoperasikan alat-alat yang dipergunakan untuk Konsep Pembelajaran E-Learning ini. Dari siswa sendiri, menurut pengamatan kami, mereka cukup antusias dengan adanya konsep E-Learning ini. Siswa merasa lebih terbantu dalam hal pembelajaran dengan adanya penerapan Konsep E-Learning ini di sekolah mereka. Adanya perbedaan pandangan antara guru dan murid mengenai penerapan Konsep E-Learning ini membuat manfaat dan fungsi diadakannya Konsep E-Learning ini kurang terealisasikan dengan maksimal.

A.    Rangkuman Hasil Observasi


Dari hasil Observasi, kami melihat bahwa penerapan Konsep E-Learning di sekolah ini masih belum maksimal. Tersedianya fasilitas penunjang Konsep E-Learning disetiap kelas terasa sia-sia karena tidak setiap guru memanfaatkannya ketika proses belajar mengajar. Perbedaan cara pembelajaran yang diterapakan masing-masing guru seperti ada yang memperbolehkan membawa laptop kekelas dan ada yang tidak  membuat para siswa menjadi bingung untuk mengambil tindakan di sekolah. Selain dari  penggunaan Konsep E-Learning, kami juga melihat kondisi, suasana dan manajemen kelas yang ada disekolah tersebut. Dan menurut kami kondisi dan suasana kelas di sekolah itu masih kurang baik dari segi pencahayaan, sirkulasi udara, dan tata kelas. Manajemen Kelas yang diterapkan juga masih kurang baik, sehingga mengakibatkan kondisi kelas menjadi tidak kondusif.
Kemudian, dari hasil pengamatan kami, kami melihat bahwa motivasi murid mengenai pembelajaran E-Learning di kelas cukup antusias bahkan sangat antusias sampai-sampai mengakibatkan kondisi kelas terkesan tidak kondusif.


B.     Testimoni Tentang Perencanaan dan Proses Observasi

a. Nadela Trully Marbun

Menurut saya, pelaksanaan observasi yang ditugaskan dalam dalam mata kuliah psikologi pendidikan ini sangat membantu kami dalam memahami dan memperluas wawasan kami terhadap sistem pendidikan e-learning ini. Berkenaan dengan sistem e-learning di sekolah yang kami observasi, menurut saya penggunaan e-learning cukup memadai karena saya melihat penggunaan proyektor cukup menunjang pembelajaran khususnya menambah ketertarikan para siswa yang tampak dari beberapa siswa yang cukup aktif dalam proses pembelajaran dan selain itu juga membantu memudahkan para guru dalam memberikan materi pelajaran.

b. Ramot Hutasoit

Saya pribadi, melihat Konsep E-Learning sangat membantu pembelajaran saat ini. Selain, penggunaan waktu yang semakin efektif, penggunaan Konsep E-Learning juga sangat membantu baik guru maupun murid dalam proses belajar mengajar saat ini. Saya pribadi, sangat mendukung adanya Konsep E-Learning ini. Dengan adanya Konsep E-Learning saya merasa sistem pembelajaran seharusnya dapat semakin berkembang dan semakin maksimal dalam hal pengerjaannya. Namun dari observasi yang telah kami lakukan, saya merasa manfaat dari Konsep Pembelajran E-Learning masih sangat kurang dirasakan akibat penarapannya yang kurang maksimal. Saya berharap, agar penggunaan Konsep E-Learning ini sendiri semakin digalakkan lagi agar sistem pembelajaran dapat lebih bervariasi sehingga tidak menimbulkan kejenuhan seperti yang dirasakan kebanyakan siswa pada saat ini.

c. Ribka Lidwina

Keberhasilan dapat diraih dengan adanya kerjasama dalam kelompok dan kekonsistenan diri.Itulah salah satu pembelajaran yang dapat saya raih melalui observasi sekolah ini yang dimana merupakan kali pertama bagi saya pribadi.Dimana dalam proses observasi ini awalnya timbul rasa canggung yang lama kelamaan tertutupi dengan adanya sambutan yang baik dari pihak sekolah.Dalam proses observasi kamipun menyadari pentingnya  e-learning ini pada sekolah-sekolah guna mendukung proses belajar.Di sekolah tempat kami observasi penggunaan e-leaning sudah cukup memadai untuk keberlangsungan pembelajaran.

d. Karin R J Napitupulu

Awalnya, pada saat berdiskusi mengenai kegiatan observasi ini, kami mengalami kesulitan dalam menentukan ke tingkat sekolah mana yang akan kami observasi. Kelalaian kami juga karena kami mencari sekolah itu di bulan-bulan terakhir anak sekolah belajar. Namun, belajar dari kelalaian kami tersebut, kami akhirnya mendapatkan sekolah.  Kegiatan Observasi merupakan kegiatan yang  baru yang menambah pengalaman saya. Kegiatan tersebut juga menambah pengetahuan kami dalam menilai, mengamati objek dari berbagai sisi dan menyesuaikan dengan teori-teori pembelajaran yang sudah kami pelajari.

e. Tefan A Simanjuntak

Walaupun pada awalnya kami memiliki kesulitan dalam mencari sekolah yang telah menerapkan e-learning, namun saya sangat menikmati kegiatan ini. Observasi yang kami lakukan ini selain dapat menambah pengalaman kami, juga dapat memberikan pemahaman yang lebih kepada kami mengenai konsep belajar e-learning dan banyak hal dalam menilai suatu pembelajaran dari berbagai sisi.