FILSAFAT BARAT KONTEMPORER
I. Latar Belakang Munculnya Filsafat Barat Kontemporer
Filsafat dibagi menjadi 4 babakan yakni
Filsafat klasik, filsafat abad pertengahan filsafat modern dan filsafat
kontemporer. Filsafat klasik di dominasi oleh rasionalisme, filsafat abad
pertengahan didominasi dengan doktrin-doktrin agama Kristen selanjutnya
filsafat modern didominasi oleh rasionalisme sedangkan filsafat kontemporer
didominasi oleh kritik terhadap filsafat modern.
Kita akan memfokuskan pembahasan dalam
makalah ini mengenai filsafat kontemporer, banyak istilah dalam penyebutan
babakan filsafat ini diantaranya filsafat kontemporer, filsafat pasca modern,
filsafat posmo dll.
Filsafat barat kontemporer ini muncul
pada abad XX sebagai kritik dari filsafat modern, hal ini dapat terungkap
dalam istilah dekonstruksi, yang
didekonstruksi oleh filsafat kontemporer ini adalah rasionalisme yang digunakan
untuk membangun seluruh isi kebudayaan dunia barat,
Tokoh-tokoh besar banyak bermunculan
pada abad XX ini seperti Arkoun,
Derrida, Foucault, Wittgenstein dll. Menurut Ahmad Tafsir dalam bukunya
Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales
sampai Capra, Nietzsche adalah tokoh pertama yang sudah menyatakan ketidak
puasannya terhadap dominasi atau pendewaan rasio pada tahun 1880an. Jadi
menurutnya tokoh the pertama filsafat dekontruksi adalah Nietzsche. Dengan
alasan pada tahun 1880an Nietzsche menyatakan bahwa budaya Barat telah berada
di ambang kehancuran karena terlalu mendewakan rasio, kemudian baru tahun 1990
Capra juga mengatakan demikian.
Rasionalisme Filsafat modern perlu di dekonstruksi
menurut Ahmad Tafsir karena ia Filsafat yang keliru dan juga keliru cara penggunaannya, akibatnya
budaya Barat menjadi hancur. Renaisans yang secara berlebihan mendewakan rasio
manusia. Mencerminkan kelemahan manusia modern. Akibatnya timbullah
kecenderungan untuk menyisihkan seuruh nilai dan norma yang berdasarkan agama
dalam memandang kenyataan hidup, sehingga manusia modern yang mewarisi sikap
positivistic cenderung menolak keterkaitan antara substansi jasmani dan rohani
manusia, mereka juga menolak adanya hari akhirat, akibatnya manusia terasing
tanpa batas, kehilangan orientasi dan sebagai
konsekuensinya lahirlah trauma kejiwaan dan ketidakstabilan hidup.
Perlu diingat Filsafat Barat Kontemporer
sangat Heterogen, karena profesionalisme yang semakin besar akibatnya muncul
banyak filsuf yang ahli dibidang Matematika, Fisika, Psikologi, Sosiologi
ataupun Ekonomi. Sehingga banyak pemikiran lama dihidupkan kembali seperti
neothomisme, neokantianisme, neopositivisme dan sebagainya.
Dimasa ini Prancis, Inggris dan Jerman
tetap merupakan Negara-negara yang paling depan dalam filsafat, sehingga pada
umumnya orang membagi periodisasi Filsafat Barat Kontempoter menjadi dua,
pertama filsafat kontinental meliputi Prancis dan Jerman, kedua Filsafat Anglosakson
meliputi Inggris.
Aliran-aliran yang muncul pada abad ini
adalah Pragmatisme, vitalisme, Fenomenologi, Eksistensialisme, Filsafat
Analitis (filsafat bahasa), Strukturalisme dan Postmodernisme.
II. Filsafat Barat Kontemporer
Filsafat berasal dari Griek berasal dari
kata Pilos (cinta), Sophos (kebijaksanaan), tahu dengan mendalam, hikmah.
Filsafat menurut term : ingin tahu dengan mendalam (cinta pada kebijaksanaan)
Menurut Ciceros (106-43 SM), penulis Romawi orang yang pertama memakai kata-kata
filsafat adalah Phytagoras (497 SM), sebagai reaksi terhadap cendikiawan pada
masanya yang menamakan dirinya ”Ahli pengetahuan”, Phytagoras mengatakan bahwa
pengetahuan dalam artinya yang lengkap tidak sesuai untuk manusia . tiap-tiap
orang yang mengalami kesukaran-kesukaran dalam memperolehnya dan meskipun
menghabiskan seluruh umurnya, namun ia tidak akan mencapai tepinya. Jadi
pengetahuan adalah perkara yang kita cari dan kita ambil sebagian darinya tanpa
mencakup keseluruhannya. Oleh karena itu, maka kita bukan ahli pengetahuan,
melainkan pencari dan pencinta pengetahuan.
Menurut Prof, I.R. PUDJAWIJATNA
menerangkan juga ”Filo” artinya cinta dalam arti seluas-luasnya yaitu ingin dan
karena ingin itu selalu berusaha mencapai yang diinginkannya . ”Sofia artinya
kebijaksanaan artinya pandai, mengerti dengan mendalam.
Orang yang berfilsafat dinamakan
filosof dapat diumpamakan sebagai
seseorang yang berpijak di bumi sedang tengadah ke bintang-bintang , ia ingin
mengetahui hakikat dirinya dalam kemestaan alam, Karakteristiknya berfikit
filsafat yang pertama adalah menyeluruh, yang kedua mendasar. Filsafat pada
abad Yunani Klasik atau biasa disebut filsafat kuno senantiasa membahas tentang
kosmologi yaitu terbentuknya alam semesta dari mana mereka berasal. selanjutnya
filsafat abad pertengahan atau biasa disebut dengan skolastik sangat berbeda dengan pemikiran sebelumnya
hal ini disebabkan karena rumpun bangsa yang berfilsafat sangat berbeda, dalam
filsafat abad pertengahan ini manusia mencoba mempersatukan secara harmonis apa
yang diketahui dari akal dengan apa yang diketahuinya dari wahyu dengan
demikianlah timbul sistem pandangan dunia kristen yang rangkap, dimana iman dan
ilmu pengetahuan mendapatkan tempatnya masing-masing. Semakin lama doktrin
kristen makin membelenggu kehidupan manusia di jaman itu sehingga semakin
membatasi., selanjutnya muncullah abad modern yang diawali dengan munculnya
gerakan Renaissance dimana orang lebih memusatkan perhatiannya kepada manusia
sendiri, Renaissance kemudian disusul oleh pencerahan yang menjadikan manusia
merasa dewasa, membebaskan diri ri tradisi gereja sehingga mereka berusaha
untuk menegakkan suatu pandangan dunia secara sistematis serta mengembangkannya
secara metodis sehingga menjadi sautu bangunan pandangan dunia yang lengkap.
Karena terdapat berbagai macam filsafat
yang kontruktif maka makin lama timbullah rasa jemu karena orang-orang yang
setia kepada pemikiran yang membangun menampakkan gejala pembekuan sehingga
terbentuklah aliran yang tiada pemikiran yang baru lagi yang dinamai aliran via
antiqua (jalan kuna) selanjutnya dari situ timbul juga aliran baru yang berbeda
sekali dengan sistem pemikiran dalam masa kejayaan skolastik dan berbeda juga
dengan aliran via antiqua aliran ini dinamakan aliran via moderna (jalan
modern) aliran ini menolak pemikiran metafisis yang konstruktip. Dan
perhatiannya lebih diarahkan kepada cara manusia mengenal dan kepada segala
”yang ada”, ajaran yang mengenai pengenalan mengarah kepada nominalisme
sekalipun perhatian terhadap teologia tidak kurang namun perhatiannya lebih
diarahkan kepada hal-hal yang ilmiah secara positif bukan kepada
persoalan-persoalan filsafati. Dan
tidak dapat disangkal bahwa para pemikir pada zaman modern ini berbeda-beda
keadaannya. pemikiran filsafat mereka juga mengarah ke banyak jurusan akan
tetapi semuanya itu mewujudkan suatu kesatuan. zaman ini menjadikan orang merasa
telah mengetahui segala sesuatu secara menyeluruh dan sistematis.
Selanjutnya dalam perjalanan sejarah
filsafat barat menunjukkan bahwa makin lama filsafat itu makin terpecah-pecah
menjadi filsafat jerman, filsafat Prancis,
filsafat Inggris, Filsafat Amerika dan filsafat Rusia. mereka mengikuti
jalannya sendiri-sendiri masing-masing membentuk kepribadian dengan caranya
sendiri sekalipun demikian mereka tetap menampakkan suatu kesatuan. sebab
bermacam-macam pemikiran yang dikemukakan paa bangsa itu sebenarnya hanya
mewujudkan aspek yang bermacam-macam dari satu keadaban.
Filsafat Kontemporer muncul diawali
sikap ingin mendobrak teori Filsafat Modern yang menggunakan keuniversalitasan
kebenara tunggal dan bebas nilai. Oleh sebab itu salah satu ciri yang terdapat
dalam Filsafat Kontempoter ini mengagungkan nilai-nilai relatifitas dan mini
narasi, dan lebih cenderung beragam dalam pemikiran.
Ciri filsafat Kontemporer adalah sebagai
reaksi dari berkembangnya filsafat modern yang semakin melenceng, pemikiran
Kontemporer ini berusaha mengkritik Logosentrisme filsafat modern yang berusaha
menjadika rasio sebagai instrumen utama, perkembangan Filsafat kontemporer
berada dalam dua jalur yakni filsafat Holistic dan filsafat dekonstruksi
III. Aliran-Aliran dalam Filsafat Barat
Kontemporer
1. Pragmatisme
Di Amerika Serikat aliran Pragmatisme
mendapat tempatnya yang tersendiri didalam pemikiran filsafat, William James
adalah orang yang memperkenalkan gagasan-gagasan pragmatisme kepada dunia.
Aliran Pragmatisme mengajarkan bahwa
yang benar ialah apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan
akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis.[10]
Aliran ini menganggap benar apa yang
akibat-akibatnya bermanfa’at secara praktis. Jadi patokan dari pragmatisme
adalah bagaimana dapat bermanfaat dalam kehidupan praktis. Dan pegangan pragmatisme adalah logika pengamatan.
Kebenaran mistis pun dapat diterima asalkan bisa bermanfa’at secara praktis
misalnya ada penyembuhan alternative yang menggunakan tenaga magis. Pengalaman
pribadi yang benar adalah pengalaman yang bermanfaat secara praktis.
Tokoh-tokohnya : William James, Jhon
Dewey, F.C.S Schiller.
2. Vitalisme
Akibat dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknik di awal abad XX mengakibatkan perkembangan
industrialisasi yang cepat pula, sehingga menjadikan segala pemikiran diarahkan
pada hal-hal yang bersifat bendawi saja, baik jagat raya, maupun manusia
dipandang sebagai mesin yang terdiri dari banyak bagian yang masing-masing
menempati tempatnya sendiri-sendiri. Serta bekerja menurut hukum yang telah
ditentukan bagi masing-masing bagian itu.
Aliran Vitalisme memandang bahwa
kegiatan organisme hidup digerakkan oleh daya atau prinsip vital dengan
daya-daya fisik. Aliran ini timbul dari reaksi terhadap perkembangan ilmu dan
teknologi serta industrialisasi. Dimana segala sesuatu dapat dianalisa secara
matematis.
Tokoh-tokohnya: Henri Bergson
3. Fenomenologi
Kata Fenomenologi berasal dari Yunani
fenomenon yang artinya sesuatu yang tampak,
terlihat karena bercahaya, dalam bahasa Indonesia disebut”gejala”.
Jadi fenomenologi adalah suatu aliran yang membicarakan segala sesuatu selama
hal itu tampak. Pelopor aliran ini adalah Edmund Husserl.
Tokoh-tokohnya: Edmund Husserl, Marx
Secheler
4. Eksistensialisme
Kata Eksistensi berasal dari kata eks
(keluar) dan sistensi yang diturunkan dari kata kerja sisto (berdiri,
menempatkan) jadi eksistensialisme dapat diartikan manusia berdiri sebagai diri
sendiri dengan keluar dari dirinya. Manusia sadar bahwa dirinya ada. Ia dapat
meragukan segala sesuatu hal yang pasti yaitu bahwa dirinya ada.
Eksistensialisme adalah aliran Filsafat
yang memandang segala gejala dengan berpangkal pada eksistensi, Eksistensi
sendiri merupakan cara berada manusia di dunia, dan cara ini berbeda dengan
cara berada makhluk-makhluk lainnya. Benda mati atau hewan tidak sadar akan
keberadaannya tetapi manusia menyadari keberadaannya, manusia sadar bahwa
dirinya sedang bereksistensi oleh sebab itu segala sesuatu berarti selama
menyangkut dengan manusia, dengan kata lain manusia memberikan arti pada
segalanya, manusia menentukan perbuatannya sendiri, ia memahami diri sebagai
pribadi yang bereksistensi.
Dalam teori ini berpandangan bahwa
manusia adalah eksistensinya mendahului esensinya (hakikat), dan sebaliknya
benda-benda lain esensinya mendahului eksistensinya, sehingga manusia dapat
menentukan diri sendiri menurut proyeksinya sendiri, hidupnya tidak ditentukan
lebih dulu, sebaliknya benda-benda lain bertindak menurut esensi atau kodrat
yang memang tak dapat dielakkan.
Tokoh-tokohnya: Jean Paul Sartre,
Gabriel Marcel
5. Filsafat Analitis
Tokoh-Tokohnya: Bertrand Russel, Ludwig Wittgenstein, Gilbert Ryle, John Langsaw Austin.
Strukturalisme muncul diprancis pada
tahun 1960an, dan dikenal juga dalam linguistic, psiatri dan sosiologi,
strukturalisme pada dasarnya menegaskan bahwa masyarakat dan kebudayaan
memiliki struktur yang sama dan tetap, maka kaum strukturalis menyibukkan diri
dengan menyelidiki struktur-struktur tersebut.
Tokoh-tokohnya: Levi Strauss, Jacques
Lacan, Michel Foucault
Aliran Post Modernisme ini muncul
sebagai reaksi terhadap modernisme dengan segala dampaknya, pengertian
postmodern bukan sesuatu yang baru dalam filsafat Lyotard menjadi orang pertama
yang mengintroduksikan istilah ini ke dalam filsafat.
Tokoh-tokohnya: Jean Francois Lyotard.
Tokoh-tokohnya: Jean Francois Lyotard.