Stop Penggunaan Kata
Bodoh terhadap Anak
Bodoh!!!
Bodoh!!!
Itulah kata yang sering
diungkapkan orangtua ketika anak melakukan kesalahan atau ketika anak tidak
mampu mengerjakan suatu hal sesuai dengan keinginnan orangtua.
Hanya karena hal sepele orangtua tidak sungkan-sungkan untuk mengatakan kata-kata yang kasar terhadap anaknya sendiri. Kata-kata kasar itu dengan mudahnya diungkapkan orangtua tanpa mempertimbangkannya terlebih dahulu.
Terkadang orangtua bertindak egois dan hanya mementingkan kepuasan pribadinya sendiri. Orangtua tidak mau tahu apa penyebab seorang anak salah dalam melakukan sesuatu. Orangtua hanya ingin anaknya melakukan segala sesuatunya dengan benar tanpa mengajarkan bagaimana cara untuk melakukannya dengan benar.
Orangtua tidak menyadari bahwa penggunan kata bodoh maupun kata kasar lainnya kepada anak akan berdampak buruk bagi si anak. Orangtua tidak mengetahui bahwa kata bodoh merupakan racun bagi anak yang akan mempengaruhi perkembangan kepribadiaan anak kedepannya.
Kata bodoh maupun kata kasar lainnya yang diungkapkan orangtua terhadap anak akan tertanam didalam pikiran si anak yang membuat anak merasa bahwa dia adalah bodoh. Anak yang merasa bahwa dia bodoh akan merasa terkucil di pergaulan bersama teman-temannya dalam kehidupan sehari-hari baik disekolah maupun dilingkungan sekitar. Rasa percaya diri anak akan menurun dan anak tidak mampu untuk mengambil keputusan dengan alasan takut bertindak salah. Anak akan merasa bahwa dia tidak layak untuk bersama dengan temannya. Selain itu akan timbul sikap tertutup (introvert) dalam diri anak yang menyebabkan anak tidak mudah untuk dijangkau. Hal ini sungguh sangat berbahaya bagi si anak sebab anak akan lebih mudah terjerumus kedalam hal-hal yang tidak baik seperti pergaulan bebas dan narkoba.
Hanya karena hal sepele orangtua tidak sungkan-sungkan untuk mengatakan kata-kata yang kasar terhadap anaknya sendiri. Kata-kata kasar itu dengan mudahnya diungkapkan orangtua tanpa mempertimbangkannya terlebih dahulu.
Terkadang orangtua bertindak egois dan hanya mementingkan kepuasan pribadinya sendiri. Orangtua tidak mau tahu apa penyebab seorang anak salah dalam melakukan sesuatu. Orangtua hanya ingin anaknya melakukan segala sesuatunya dengan benar tanpa mengajarkan bagaimana cara untuk melakukannya dengan benar.
Orangtua tidak menyadari bahwa penggunan kata bodoh maupun kata kasar lainnya kepada anak akan berdampak buruk bagi si anak. Orangtua tidak mengetahui bahwa kata bodoh merupakan racun bagi anak yang akan mempengaruhi perkembangan kepribadiaan anak kedepannya.
Kata bodoh maupun kata kasar lainnya yang diungkapkan orangtua terhadap anak akan tertanam didalam pikiran si anak yang membuat anak merasa bahwa dia adalah bodoh. Anak yang merasa bahwa dia bodoh akan merasa terkucil di pergaulan bersama teman-temannya dalam kehidupan sehari-hari baik disekolah maupun dilingkungan sekitar. Rasa percaya diri anak akan menurun dan anak tidak mampu untuk mengambil keputusan dengan alasan takut bertindak salah. Anak akan merasa bahwa dia tidak layak untuk bersama dengan temannya. Selain itu akan timbul sikap tertutup (introvert) dalam diri anak yang menyebabkan anak tidak mudah untuk dijangkau. Hal ini sungguh sangat berbahaya bagi si anak sebab anak akan lebih mudah terjerumus kedalam hal-hal yang tidak baik seperti pergaulan bebas dan narkoba.
Oleh karena itu, hentikan
pengunaan kata bodoh maupupn kata-kata kasar lainnya terhadap anak. Hendaklah
orangtua lebih peka dan sadar serta memahami kepribadian seorang anak, sebab orangtualah
yang memiliki peran terbesar dalam perkembangan kepribadian seorang anak.
Gunakanlah kata-kata yang lebih bersifat membangun si anak dan cari tahulah
penyebab mengapa anak melakukan kesalahan atau tidak mampu dalam melakukan
sesuatu. Dengan demikian anak dapat lebih berkembang dan tumbuh menjadi anak
yang aktif dan cerdas.
Satu hal yang harus kita ketahui bahwa “ Tidak ada manusia yang bodoh” sebab manusia memiliki akal dan pikiran serta kehendak bebas yang membuat manusia itu dapat melakukan sesuatu dengan benar, sesuai dengan apa yang diharapkan dan dibutuhkan.
Baik atau tidaknya, tergantung bagaimana manusia itu dibentuk dalam kehidupannya sejak ia kecil sampai ia dewasa.
Satu hal yang harus kita ketahui bahwa “ Tidak ada manusia yang bodoh” sebab manusia memiliki akal dan pikiran serta kehendak bebas yang membuat manusia itu dapat melakukan sesuatu dengan benar, sesuai dengan apa yang diharapkan dan dibutuhkan.
Baik atau tidaknya, tergantung bagaimana manusia itu dibentuk dalam kehidupannya sejak ia kecil sampai ia dewasa.
Sekian.